Pages

Jumat, 04 Desember 2009

Hubungan bentuk tulisan dengan motivasi belajar

Ini karya ilmiyahku yang pertama ;)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap insan pasti memiliki kegemaran. Secar tidak langsung, kegemaran membawa manusia kepada tujuan hidupnya. Kegemaran ada yang positif dan ada pula yang negatif. Salah satu kegemaran positif yang dimiliki manusia adalah menulis.
Banyak orang menuangkan semua yang dilakukan kedalam bentuk tulisan. Setelah selesai, tulisan tadi akan menjadi sebuah karangan dan atau artikel yang menarik untuk dibaca.
Biasanya kejadian dalam hidup seseorang diabadikan melewati tulisan. Tetapi ada juga orang yang tidak gemar menulis. Menurut mereka menulis hanyalah membuang waktu dan menguras otak dan sebagainya.
Sekarang ini menulis sudah mulai banyak menarik minat para pelajar, menurut mereka nemulis meripakan suatu hal yang menyenangkan. Mereka bisa menulis puisi, cerpen, bahkan artikel. Apalagi jika bentuk tulisan mereka bagus dan rapi.
Bentuk tulisan yang rapi dan bagus itu diduga akan mempengaruhi motivasi belajar dan nilai siswa. Penelitiaan ini dilaksanakan untuk mengetahui “ Hubungan Bentuk Tulisan Dengan Motivasi Belejar dan Nilai Siswa “.




B. Rumusan Masalah
Maslah umum penelitian ini adalah adakan hubungan antara bentuk tulisan dengan motivasi belajar siswa ?
Masalah khusus penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah semua siswa suka menulis cacatan ?
2. Apakah siswa selalu mencatat apa yang dijelaskan guru ?
3. Apakah catatan perlajar siswa selalu rapi ?
4. Apakah apabila catatan siswa rapi siswa menjadi termotivasi untuk belajar ?
5. Apakah nilai siswa selalu bagus apabila belajar dengan kondisi catatan dengan bentuk tulisan yang rapi dan bagus ?

C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui seberapa banyak siswa yang suka menulis cacatan.
2. Untuk mengetahui seberapa sering siswa mencatat apa yang dijelaskan guru.
3. Untuk mengetahui apakah catatan perlajar siswa selalu rapi.
4. Untuk mengetahui apakah apabila catatan siswa rapi siswa menjadi termotivasi untuk belajar.
5. Untuk mengetahui apakah nilai siswa selalu bagus apabila belajar dengan kondisi catatan dengan bentuk tulisan yang rapi dan bagus.
D. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Dapat mengetahui seberapa banyak siswa yang suka menulis cacatan.
2. Dapat mengetahui seberapa sering siswa mencatat apa yang dijelaskan gurunya.
3. Dapat mengetahui apakah catatan perlajar siswa selalu rapi.
4. Dapat mengetahui apakah apabila catatan siswa rapi siswa menjadi termotivasi untuk belajar.
5. Dapat mengetahui apakah nilai siswa selalu bagus apabila belajar dengan kondisi catatan dengan bentuk tulisan yang rapi dan bagus.











BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. MOTIVASI BELAJAR

satu indikator keberhasilan pendidikan secara mikro di tataran pembelajaran level kelas adalah tatkala seorang guru mampu membangun motivasi belajar para siswanya. Jika siswa-siswa itu dapat ditumbuhkan motivasi belajarnya, maka sesulit apa pun materi pelajaran atau proses pembelajaran yang diikutinya niscaya mereka akan menjalaninya dengan "enjoy" dan "pede".

Tulisan ini mencoba mengangkat apa itu motivasi, belajar, dan pentingnya motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran.

A. Pengertian Motivasi

Banyak pakar yang merumuskan definisi 'motivasi' sesuai dengan kajian yang diperdalamnya. Rumusannya beraneka ragam, sesuai dengan sudut pandang dan kajian perspektif bidang telaahnya. Namun demikian, ragam definisi tersebut memiliki ciri dan kesamaan. Di bawah ini dideskripsikan beberapa kutipan pengertian 'motivasi'.

Michel J. Jucius (Onong Uchjana Effendy, 1993: 69-70) menyebutkan 'motivasi' sebagai "kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki".

Menurut Dadi Permadi (2000: 72) 'motivasi' adalah "dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu, baik yang positif maupun yang negatif".

Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (2004: 64-65), apa saja yang diperbuat manusia, yang penting maupun kurang penting, yang berbahaya maupun yang tidak mengandung resiko, selalu ada motivasinya. Ini berarti, apa pun tindakan yang dilakukan seseorang selalu ada motif tertentu sebagai dorongan ia melakukan tindakannya itu. Jadi, setiap kegiatan yang dilakukan individu selalu ada motivasinya.

Lantas, Nasution (2002: 58), membedakan antara 'motif' dan 'motivasi'. Motif adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, sedangkan motivasi adalah usaha-usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi, sehingga orang itu mau atau ingin melakukannya.

Berdasarkan deskripsi di atas, 'motivasi' dapat dirumuskan sebagai sesuatu kekuatan atau energi yang menggerakkan tingkah laku seseorang untuk beraktivitas.

Motivasi dapat diklasifikasikan menjadi dua: (1) motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal yang timbul dari dalam diri pribadi seseorang itu sendiri, seperti sistem nilai yang dianut, harapan, minat, cita-cita, dan aspek lain yang secara internal melekat pada seseorang; dan (2) motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi eksternal yang muncul dari luar diri pribadi seseorang, seperti kondisi lingkungan kelas-sekolah, adanya ganjaran berupa hadiah (reward) bahkan karena merasa takut oleh hukuman (punishment) merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi)

B. Pengertian Belajar

Banyak definisi yang diberikan tentang 'belajar'. Misalnya Gage (1984), mengartikan 'belajar' sebagai suatu proses di mana organisma berubah perilakunya.

Cronbach mendefinisikan belajar: "learning is shown by a change in behavior as a result of experience" (belajar ditunjukkan oleh suatu perubahan dalam perilaku individu sebagai hasil pengalamannya). Harold Spears mengatakan bahwa: learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction" (belajar adalah untuk mengamati, membaca, meniru, mencoba sendiri sesuatu, mendengarkan, mengikuti arahan). Adapun Geoch, menegaskan bahwa: "learning is a change in performance as result of practice." (belajar adalah suatu perubahan di dalam unjuk kerja sebagai hasil praktik).

Kemudian, menurut Ratna Willis Dahar (1988: 25-26), "belajar didefinisikan sebagai perubahan perilaku yang diakibatkan oleh pengalaman". Paling sedikit ada lima macam perilaku perubahan pengalaman dan dianggap sebagai faktor-faktor penyebab dasar dalam belajar:

Pertama, pada tingkat emosional yang paling primitif, terjadi perubahan perilaku diakibatkan dari perpasangan suatu stimulus tak terkondisi dengan suatu stimulus terkondisi. Sebagai suatu fungsi pengalaman, stimulus terkondisi itu pada suatu waktu memeroleh kemampuan untuk mengeluarkan respons terkondisi. Bentuk semacam ini disebut responden, dan menolong kita untuk memahami bagaimana para siswa menyenangi atau tidak menyenangi sekolah atau bidang-bidang studi.

Kedua, belajar kontiguitas, yaitu bagaimana dua peristiwa dipasangkan satu dengan yang lain pada suatu waktu, dan hal ini banyak kali kita alami. Kita melihat bagaimana asosiasi ini dapat menyebabkan belajar dari 'drill' dan belajar stereotipe-stereotipe.

Ketiga, kita belajar bahwa konsekuensi-konsekuensi perilaku memengaruhi apakah perilaku itu akan diulangi atau tidak, dan berapa besar pengulangan itu. Belajar semacam ini disebut belajar operant.

Keempat, pengalaman belajar sebagai hasil observasi manusia dan kejadian-kejadian. Kita belajar dari model-model dan masing-masing kita mungkin menjadi suatu model bagi orang lain dalam belajar observasional.

Kelima, belajar kognitif terjadi dalam kepala kita, bila kita melihat dan memahami peristiwa-peristiwa di sekitar kita, dan dengan insight, belajar menyelami pengertian.

Akhirnya, Depdiknas (2003) mendefinisikan 'belajar' sebagai proses membangun makna/pemahaman terhadap informasi dan/atau pengalaman. Proses membangun makna tersebut dapat dilakukan sendiri oleh siswa atau bersama orang lain. Proses itu disaring dengan persepsi, pikiran (pengetahuan awal), dan perasaan siswa. Belajar bukanlah proses menyerap pengetahuan yang sudah jadi bentukan guru. Hal ini terbukti, yakni hasil ulangan para siswa berbeda-beda padahal mendapat pengajaran yang sama, dari guru yang sama, dan pada saat yang sama. Mengingat belajar adalah kegiatan aktif siswa, yaitu membangun pemahaman, maka partisipasi guru jangan sampai merebut otoritas atau hak siswa dalam membangun gagasannya.

Dengan kata lain, partisipasi guru harus selalu menempatkan pembangunan pemahaman itu adalah tanggung jawab siswa itu sendiri, bukan guru. Misal, bila siswa bertanya tentang sesuatu, maka pertanyaan itu harus selalu dikembalikan dulu kepada siswa itu atau siswa lain, sebelum guru memberikan bantuan untuk menjawabnya. Seorang siswa bertanya, "Pak/Bu, apakah tumbuhan punya perasaan?" Guru yang baik akan mengajukan balik pertanyaan itu kepada siswa lain sampai tidak ada seorang pun siswa dapat menjawabnya. Guru kemudian berkata, "Saya sendiri tidak tahu, tetapi bagaimana jika kita melakukan percobaan?".

Jadi, berdasarkan deskripsi di atas, 'belajar' dapat dirumuskan sebagai proses siswa membangun gagasan/pemahaman sendiri untuk berbuat, berpikir, berinteraksi sendiri secara lancar dan termotivasi tanpa hambatan guru; baik melalui pengalaman mental, pengalaman fisik, maupun pengalaman sosial.

C. Pentingnya Motivasi Belajar Siswa

Dalam kegiatan pembelajaran, 'perhatian' berperan amat penting sebagai langkah awal yang akan memacu aktivitas-aktivitas berikutnya. Dengan 'perhatian', seseorang berupaya memusatkan pikiran, perasaan emosional atau segi fisik dan unsur psikisnya kepada sesuatu yang menjadi tumpuan perhatiannya.

Gage dan Berliner (1984) mengungkapkan, tanpa adanya perhatian tidak mungkin terjadi belajar. Jadi, seseorang siswa yang menaruh minat terhadap materi pelajaran, biasanya perhatiannya akan lebih intensif dan kemudian timbul motivasi dalam dirinya untuk mempelajari materi pelajaran tersebut.

Di sini, motivasi belajar dapat didefinisikan sebagai usaha-usaha seseorang (siswa) untuk menyediakan segala daya (kondisi-kondisi) untuk belajar sehingga ia mau atau ingin melakukan proses pembelajaran.

Dengan demikian, motivasi belajar dapat berasal dari diri pribadi siswa itu sendiri (motivasi intrinsik/motivasi internal) dan/atau berasal dari luar diri pribadi siswa (motivasi ekstrinsik/motivasi eksternal). Kedua jenis motivasi ini jalin-menjalin atau kait mengait menjadi satu membentuk satu sistem motivasi yang menggerakkan siswa untuk belajar.

Jelaslah sudah pentingnya motivasi belajar bagi siswa. Ibarat seseorang menjalani hidup dan kehidupannya, tanpa dilandasi motivasi maka hanya kehampaanlah yang diterimanya dari hari ke hari. Tapi dengan adanya motivasi yang tumbuh kuat dalam diri seseorang maka hal itu akan merupakan modal penggerak utama dalam melakoni dunia ini hingga nyawa seseorang berhenti berdetak. Begitu pula dengan siswa, selama ia menjadi pembelajar selama itu pula membutuhkan motivasi belajar guna keberhasilan proses pembelajarannya.







BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penenlitian
Penelitian yang dilakukan ini adalah termasuk penelitian survei dengan memberikan gambaran yang ada di lapangan.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi MTsN Malang 1 yang gemar menulis catatan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa siswa dan siswi kelas delapan MTsN Malang 1 yang gemar menulis catatan.
C. Cara Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan dengan metode penyebaran angket. Angket disebarkan kepada siswa siswi kelas delapan MTsN Malang 1 yang gemar menulis catatan. Pertanyaan yang di berikan yang berkaitan dengan motivasi belajar dengan catatan yang rapi. Angket ini diisi sendiri oleh sampel secara jujur.
D. Jadwal Kegiatan
Penelitian ini rencananya dilaksanakan dengan mengikuti jadwal sebagai berikut.
a. Merencanakan : 3 juni 2009
b. Pengambilan data : 8 juni 2009
c. Mengolahan data : 8 juni 2009
d. Mengolah data : 9 juni 2009

BAB IV
PEMBAHASAN

1. Siswa yang suka menulis catatan
Dari diagram disamping dapat kita peroleh data bahwa siswa yang suka menulis catatan yang ya 40%, yang tidak suka 10%, yang kadang-kadang menulis 33% sedangkan yang lain-lain hanya 17%.

2. Siswa selalu mencatat apa yang diterangkan/dituliskan oleh guru
Dari diagram di samping kita dapat memperoleh data bahwa siswa yang selalu mulis catatan yaitu 17%, yang tidak selaslu 13%, yang kadang kadang 57%, sedangkan yang lain – lain 13%.





3. Catatan pelajaran siswa selalu rapi
Dari diagram disamping dapat kita peroleh data apakah catatan pelajaran siswa selalu rapi yang menjawab ya 17%, yang tidak 13%, yang kadang-kadang 57% sedangkan yang lain-lain 13%.

4. Catatan rapi siswa jadi termotivasi untuk belajar
Dari diagram disamping dapat kita peroleh data bahwa apabila catatan rapi siswa menjadi termotivasi untuk belajar yang menjawab ya 70%, yang tidak 3%, yang sedikit termotivasi untuk belajar 20% sedangkan yang menjawab lain 7%.

5. Siswa mendapatkan nilai bagus apabila belajar dengan kondisi catatan yang rapi
Dari diagram disamping kita dapat memperoleh data bahwa siswa yang belajar dengan kondisi catatan yang rapi akan mendapat nilai bagus yang menjwab ya 37%, yang tidak 10%, yang kadang-kadang 40% sedangkan yang lain-lain 13%.


6. Hubungan bentuk tulisan dan catatan yang rapi dengan nilai dan motivasi belajar menurut siswa

Dari diagram disamping dapat kita peroleh data tentang hubungan tulisan dan catatan yang rapi dengan nilai dan motivasi belajar yang menjawab ya 87% karena menurut siswa apabila catatan rapi maka dapat mudah untuk membacanya sehingga catatan yang dibaca cepat masuk sedangkan yang tidak 13% dikarenakan belum tentu bila tulisan tidak rapi bukan jaminan nilai jelek.







BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tidak sedikit siswa siswi MTsN Malang 1 yang suka menulis catatan.
2. Tidak selalu siswa siswi MTsN Malang 1 mencatat apa yang diterangkan atau dijelaskan gurunya.
3. Tidak selalu catatan siswa siswi MTsN Malang 1 terlihat rapi.
4. Banyak yang menganggap bahwa jika catatan kita terlihat rapi kita akan termotivasi belajar
5. Menurut siswa siswi MTsN Malang 1 bentuk tulisan yang rapi berpengaruh dengan motivasi belajar dan nilai.










Daftar Pustaka
Noname.2007. Motivasi Belajar,(Online),(http://wordpress.com, di ungguh
tanggal 15 oktober 2007).
Noname.2007. Pengertian motivasi belajar,(Online),(http://wordpress.com, di
ungguh tanggal 10 november 2007).


















Angket

1. Apakah kamu suka menulis catatan ?
a. Ya c. Kadang – kadang
b. Tidak d. Lain – Lain ......................
2. Apakah kamu selalu mencatat yang diterangkan gurumu ?
a. Ya c. Kadang – kadang
b. Tidak d. Lain – Lain .....................
3. Apakah cacatan pelajaranmu selalu rapi ?
a. Ya c. Kadang – kadang
b. Tidak d. Lain – lain ......................
4. Apakah bila catatanmu rapi kamu menjadi termotivasi belajar ?
a. Ya c. Sedikit
b. Tidak d. Lain – lain ......................
5. Apakah nilaimu bagus apabila kamu belajar dengan kondisi catatan yang rapi ?
a. Ya c. Sedikit
b. Tidak d. Lain – lain .....................
6. Menurutmu adakah hubungan bentuk tulisan
dengan nilai dan motivasi belajarmu ?
..........................................................................
 

(c)2009 "LABILers" AREA , JUST FOR TEENAGERS. Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger